GMBI Rescue dan Instansi Terkait Komitmen Tingkatkan Keselamatan BangunanDaerah
ruangjabar.com | Karawang-Dalam semangat gotong royong menghadapi potensi bencana, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Karawang menggelar diskusi intensif bersama relawan GMBI Rescue. Acara yang berlangsung di gedung DPRD pada Jumat (01/11/2024) ini dihadiri oleh perwakilan berbagai instansi terkait, antara lain Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), Dinas Kesehatan (Dinkes), Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR), Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), serta Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Karawang.Sebagai mediator, Ketua DPRD Komisi 4 berhasil menciptakan suasana diskusi yang hangat dan produktif. Para perwakilan dinas yang hadir memberikan apresiasi yang tinggi atas inisiatif GMBI Rescue dalam turut serta dalam upaya penanggulangan bencana di Karawang.
Mereka juga menyampaikan berbagai masukan dan saran yang berharga untuk meningkatkan sinergi antara pemerintah dan relawan.“Kerja sama antara pemerintah dan masyarakat, khususnya relawan seperti GMBI Rescue, sangat penting dalam menghadapi ancaman bencana. Dengan bersatu, kita dapat lebih siap dan tanggap dalam memberikan bantuan kepada masyarakat yang terdampak,” ujar Ketua DPRD Komisi 4.Ketua GMBI Rescue mengatakan, Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) Rescue, salah satu dari 80 organisasi relawan penyelamat di Indonesia, menegaskan komitmennya dalam berkontribusi aktif dalam upaya penanggulangan bencana. Hal ini disampaikan langsung oleh Ketua GMBI Rescue dalam sebuah diskusi bersama instansi terkait di Kabupaten Karawang.“GMBI Rescue tidak hanya sekedar organisasi relawan, tetapi juga memiliki program edukasi yang intensif terkait penanganan bencana alam. Kami percaya bahwa kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah dan instansi terkait, sangat penting untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat,” ungkap Ketua GMBI Rescue.Dalam kesempatan tersebut, GMBI Rescue juga menyoroti pentingnya sinergi antar lembaga untuk mengidentifikasi dan mengatasi potensi risiko bencana. “Sebagai kota industri, Karawang memiliki banyak gedung tinggi seperti hotel dan rumah sakit. Kita perlu memastikan bahwa semua bangunan tersebut telah memiliki izin yang lengkap dan memenuhi standar keselamatan. Kerjasama dengan instansi terkait akan sangat membantu dalam hal ini,” tambahnya.Ketua GMBI Rescue juga mengajak semua pihak untuk mengubah paradigma negatif terhadap LSM. “Jangan lagi memandang LSM sebagai kelompok preman terorganisir. Saat ini, LSM, termasuk GMBI Rescue, telah bertransformasi menjadi organisasi yang profesional dan intelektual. Kami siap bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk perusahaan swasta, untuk membangun citra positif LSM dan memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat,” tegasnya.Lebih lanjut, GMBI Rescue berencana untuk membuat suatu kesepakatan bersama dengan instansi terkait untuk memperkuat sinergi di lapangan. “Kami ingin membantu teman-teman di instansi untuk mengatasi berbagai permasalahan yang mereka hadapi. Dengan adanya kesepakatan ini, diharapkan kita dapat bekerja sama secara lebih efektif dan efisien,” tutup Ketua GMBI Rescue.GMBI Rescue kembali menegaskan komitmennya dalam memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat, khususnya dalam upaya mitigasi bencana. Hal ini disampaikan oleh Sekretaris GMBI April..“Kami ingin menunjukkan bahwa masih banyak orang yang peduli dan ingin berkontribusi secara aktif,” tegas April. Ia menjelaskan bahwa GMBI memiliki sejumlah program kemanusiaan yang telah berjalan selama empat tahun, di antaranya program GMBI Peduli dan GMBI Ambulans. Kedua program ini sepenuhnya dibiayai oleh swadaya anggota.“GMBI Peduli misalnya, kami menjalankan program ini seminggu sekali dan program makan siang gratis. Sedangkan GMBI Ambulans sudah melayani masyarakat Karawang untuk mengantar pasien maupun jenazah tanpa dipungut biaya,” jelas April.Selain menjalankan program-program kemanusiaan, GMBI Rescue juga aktif melakukan sosialisasi ke berbagai instansi terkait, seperti BPBD, Bappeda, Kesbangpol, perbankan, dan hotel. “Kami ingin masyarakat lebih siap menghadapi bencana dan tahu apa yang harus dilakukan,” ujarnya.Namun, GMBI Rescue tidak hanya berhenti pada tahap sosialisasi. Mereka juga mengambil peran aktif sebagai kontrol sosial dengan melakukan pengecekan langsung ke berbagai bangunan, seperti perkantoran, hotel, dan pabrik, untuk memastikan kelayakan bangunan tersebut jika terjadi bencana.“Kami menemukan banyak data yang mengkhawatirkan. Ada beberapa perusahaan besar yang ternyata belum memiliki izin lengkap atau bahkan tidak memiliki program CSR yang jelas. Ini sangat penting karena menyangkut keselamatan masyarakat,” ungkap April.GMBI Rescue juga menyoroti pentingnya komunikasi yang baik antara semua pihak. “Kami selalu melayangkan surat pemberitahuan sebelum melakukan kunjungan, namun seringkali surat kami tidak ditanggapi. Padahal, kami hanya ingin berdiskusi dan saling membantu,” ujarnya.April berharap agar semua pihak dapat bekerja sama dengan baik untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman. “Kami ingin menjadi mitra pemerintah dalam menegakkan peraturan dan memastikan keselamatan masyarakat. Ini bukan soal mencari kesalahan, tetapi lebih kepada upaya bersama untuk membangun daerah yang lebih baik,” pungkasnya.Dalam upaya menghadapi potensi bencana, Kabupaten Karawang semakin serius dalam membangun kolaborasi lintas sektor. Hal ini terlihat dari apresiasi yang diberikan Ketua Komisi 4 DPRD kepada GMBI Rescue atas langkah-langkah proaktif mereka dalam merespons surat edaran Gubernur.“Program-program GMBI Rescue sangat relevan dengan kondisi Karawang, khususnya terkait dengan banyaknya bangunan tinggi yang sudah berusia lanjut. Kita perlu memastikan keamanan dan kelayakan bangunan-bangunan tersebut,” ujar Ketua Komisi 4.Senada dengan hal itu, perwakilan RSUD Karawang juga menyatakan kesiapannya untuk bersinergi. “RSUD Karawang memiliki tim rescue yang berpengalaman dan siap dikerahkan kapan saja. Kami siap bekerja sama dengan semua pihak untuk memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat, terutama dalam situasi darurat,” ungkapnya.Fokus diskusi juga terarah pada pembentukan tim gerak cepat penanggulangan bencana. RSUD Karawang menegaskan bahwa mereka melibatkan semua bidang di Dinas Kesehatan dalam upaya ini. “Rumah sakit, baik itu RSUD maupun puskesmas, memiliki peran penting dalam memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya kesiapsiagaan bencana,” tambah perwakilan RSUD.
Sementara itu, perwakilan BPKAD menekankan pentingnya mitigasi bencana yang komprehensif. “Kita harus siap siaga menghadapi potensi bencana, baik di daerah perkotaan maupun pedesaan. Upaya mitigasi yang dilakukan saat ini dapat mengurangi risiko bencana hingga 60%,” jelasnya.BPKAD juga menyoroti pentingnya perencanaan berbasis risiko, terutama di daerah-daerah yang rawan bencana. “Kita perlu memperhatikan kondisi geografis dan struktur bangunan, terutama di daerah yang padat penduduk. Selain itu, pemanfaatan ruang di daerah rawan bencana juga harus diatur dengan ketat,” tambah perwakilan BPKAD.Diskusi ini menunjukkan komitmen kuat dari berbagai pihak di Kabupaten Karawang untuk meningkatkan kesiapsiagaan bencana. Kolaborasi antara pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan masyarakat umum menjadi kunci keberhasilan dalam menghadapi berbagai tantangan.(red)